Spesifikasi Tecno Pova 4 Pro: Monster Gaming Murah atau Overrated?
Pendahuluan
Mari kita bicara jujur. Kalau Anda sedang mencari HP gaming di kisaran harga 2-3 jutaan, nama Tecno Pova 4 Pro pasti muncul di setiap rekomendasi forum, grup Facebook, maupun kolom komentar YouTube. Branding "Pova" memang sengaja diciptakan Transsion Holdings untuk menghajar pasar budget gaming yang selama ini dikuasai Xiaomi (Poco) dan Realme.
Tapi pertanyaannya: Apakah spesifikasinya benar-benar "monster" seperti yang digembar-gemborkan sales counter, atau ini hanya tumpukan angka di atas kertas yang ambruk saat dipakai pemakaian nyata? Di artikel ini, saya tidak akan menyalin brosur spesifikasi. Kita akan membedah jeroannya, melihat di mana mereka memotong biaya (cost-cutting), dan menentukan apakah HP ini layak dibeli atau lebih baik dibuang ke tempat sampah sejarah gadget.
Dapur Pacu: Helio G99 Bukan Dewa, Tapi Cukup Waras
Poin penjualan utama HP ini adalah MediaTek Helio G99. Jangan tertipu oleh marketing gimmick yang menyebut ini chipset "flagship killer". Itu omong kosong. Helio G99 adalah chipset 4G terbaik di kelas mid-range, titik. Kenapa ini penting? Karena Tecno membuang modem 5G.
Keputusan membuang 5G adalah langkah cerdas untuk pasar Indonesia saat ini. Infrastruktur 5G kita masih menyedihkan. Dengan membuang 5G, biaya produksi dialihkan sepenuhnya ke performa mentah CPU dan GPU. Hasilnya? Anda mendapatkan stabilitas.
- Mobile Legends & Free Fire: Rata kanan, 60 FPS stabil. Tidak ada kompromi di sini. Kalau nge-lag, itu sinyal Anda, bukan HP-nya.
- PUBG Mobile: Settingan mentok di Smooth-Ultra (40 FPS) atau bisa dipaksa ke HD-High. Jangan harap 60 FPS (Extreme) bawaan pabrik tanpa config atau GFX Tool. Ini batasan hardware, bukan bug.
- Genshin Impact: Bisa jalan? Bisa. Nyaman? Tergantung toleransi penderitaan Anda. Di Lowest 60 FPS, Anda akan merasakan frame drop saat combat ramai. HP ini akan memanas, dan throttling akan terjadi setelah 20 menit bermain.
Kalau Anda gamer kompetitif yang butuh 90-120 FPS stabil di game berat, HP ini bukan untuk Anda. Tapi untuk mayoritas gamer kasual Indonesia, G99 adalah standar emas kestabilan harga murah.
Layar AMOLED 90Hz: Kemenangan Visual dengan Satu Catatan Pahit
Satu hal yang membuat Tecno Pova 4 Pro menendang bokong kompetitornya (termasuk Poco M5 yang masih pakai IPS) adalah panel AMOLED 6,66 incinya. Kontrasnya tajam, hitamnya pekat, dan warnanya "nendang". Refresh rate 90Hz membuat scrolling menu dan media sosial terasa jauh lebih mulus dibanding layar 60Hz standar.
Tapi, ada satu masalah besar: Brightness.
Jangan samakan AMOLED ini dengan panel Samsung seri A50 ke atas. Saat Anda bawa HP ini narik ojol di siang bolong jam 12 siang di Jakarta, layarnya akan sulit dilihat. Tingkat kecerahan maksimalnya (nits) pas-pasan. Anda harus meneduh sedikit untuk bisa membaca peta atau chat dengan jelas. Ini adalah fakta yang jarang diungkap reviewer studio ber-AC.
Respon Sentuh dan Isu Ghost Touch
Layar ini punya touch sampling rate yang lumayan, tapi hati-hati. Beberapa unit (tidak semua, tapi cukup banyak laporan) mengalami isu sensitivitas saat HP sedang di-charge dengan charger 45W bawaannya. Arus listrik yang besar kadang membuat grounding kurang sempurna, menyebabkan sentuhan jadi tidak presisi. Saran saya: Jangan main game kompetitif sambil nge-cas kalau listrik rumah Anda tidak punya grounding yang bagus.
Baterai 6000 mAh: Tangki Bensin Truk Tronton
Ini adalah alasan kedua orang membeli Pova 4 Pro. Kapasitas 6000 mAh itu brutal. Untuk penggunaan normal (sosmed, chat, browsing, sesekali YouTube), HP ini bisa bertahan 1,5 hari dengan mudah. Bagi driver online atau pekerja lapangan, ini adalah fitur "life-saver".
Pengisian daya 45W juga bukan sekadar angka. Mengisi tangki sebesar 6000 mAh dari 0% ke 50% butuh waktu sekitar 25-30 menit. Penuh total sekitar 1 jam 15 menit. Untuk baterai sebesar ini, itu cepat. Sangat cepat.
Namun, ada hukum fisika yang tidak bisa dilawan: Berat. Dengan baterai sebesar ini plus sistem pendingin, HP ini tebal dan berat. Kalau Anda suka main HP sambil tiduran, siap-siap hidung Anda patah kalau HP ini meleset dari genggaman. Jari kelingking Anda juga akan menjerit menahan beban jika dipegang satu tangan terlalu lama.
Kamera: Jangan Berharap Lebih, Ini HP Gaming
Spesifikasi tertulis "50MP AI Camera". Terdengar hebat? Biasa saja. Di kelas harga ini, angka megapixel hanyalah strategi marketing.
Hasil fotonya "cukup". Dalam kondisi cahaya terang, warnanya cenderung oversaturated (terlalu matang), khas selera pasar Asia yang suka foto langsung upload tanpa edit. Ketajaman oke, tapi dynamic range-nya payah. Langit seringkali putih polos (blown out) jika Anda memotret objek yang membelakangi cahaya.
Dosa terbesar Tecno di sini adalah absennya lensa Ultrawide. Anda hanya dapat kamera utama dan satu kamera "AI" yang fungsinya tidak jelas (pemanis desain doang). Di tahun 2025, tidak adanya ultrawide membatasi kreativitas. Mau foto grup di ruangan sempit? Mundur sampai nempel tembok. Mau foto pemandangan luas? Pakai mode panorama yang ribet.
Jika prioritas Anda adalah fotografi, putar balik sekarang juga. Cari seri Redmi Note atau Samsung Galaxy A series.
Desain & Build Quality: Plastik Rasa Robot
Desain "Widmanstatten" (pola meteorit) di bagian belakang memang unik. Tecno berani tampil beda. Tapi mari bicara material. Semuanya plastik. Polycarbonate.
- Kelebihan: Tahan banting. Plastik menyerap benturan lebih baik daripada kaca yang langsung pecah.
- Kekurangan: Terasa murah dan kopong. Ketuk bagian belakangnya, suaranya cempreng. Selain itu, bagian belakang ini adalah magnet minyak dan sidik jari. Dalam 5 menit pemakaian, HP ini akan terlihat dekil kecuali Anda pakai casing.
Jika Anda bingung apakah harus mengambil Pova 4 Pro bekas atau beralih ke seri Neo atau Spark yang lebih baru namun spesifikasinya mirip-mirip, Anda bisa membaca perbandingan lengkapnya di artikel review HP Tecno Pova 4 Pro, Neo 3, dan Spark Gaming untuk melihat mana yang paling pas buat dompet Anda.
Software HiOS: Tantangan Mental Pengguna
Inilah kelemahan terbesar HP Tecno, Infinix, dan Itel. Antarmuka HiOS. Secara fitur, HiOS sebenarnya sangat kaya. Ada Game Space, Floating Windows, dan kustomisasi melimpah.
Tapi, bloatware dan iklannya tidak sopan.
Dari pertama kali Anda menyalakan HP, Anda akan disuguhi notifikasi dari aplikasi bawaan seperti "Palm Store" atau "AHA Games" yang tidak bisa di-uninstall dengan cara biasa (harus via ADB kalau mau bersih total). Iklan berita tidak penting sering muncul di laci notifikasi. Kalau Anda tipe orang yang suka tampilan bersih (clean UI), menggunakan Pova 4 Pro butuh kesabaran ekstra untuk mematikan satu per satu pengaturan notifikasi sampah ini.
Detail Teknis yang Sering Terlupakan
Untuk melengkapi review ini, mari kita lihat tabel spesifikasi teknis murni dan evaluasi singkatnya:
| Komponen | Spesifikasi | Vonis Real-World |
|---|---|---|
| Chipset | MediaTek Helio G99 (6nm) | Stabil, dingin, tapi bukan untuk emulator berat. |
| RAM | 8GB LPDDR4X (+5GB Virtual) | 8GB fisik sudah cukup. Matikan Virtual RAM agar storage lebih awet. |
| Storage | 128GB / 256GB UFS 2.2 | Kecepatan baca/tulis standar. Loading game tidak ngebut, tapi tidak lambat. |
| Layar | 6.66" AMOLED 90Hz FHD+ | Warna juara, kecerahan outdoor kurang. |
| Speaker | Dual Stereo (DTS) | Keras, tapi tidak seimbang. Bass di bawah, treble cempreng di atas. |
| NFC | Ada | Fitur wajib buat cek saldo e-money, untungnya ada. |
| Gyroscope | Hard Gyro | Ada delay mikro. Pemain PUBG hardcore akan merasakannya. |
FAQ: Jawaban Tanpa Basa-Basi
1. Apakah Tecno Pova 4 Pro tahan air?
Secara resmi? Tidak. Tidak ada sertifikasi IP Rating (IP53/IP67, dsb). Jadi kalau kehujanan saat narik ojol, segera amankan. Jangan coba-coba dicelup ke bak mandi.
2. Apakah HP ini cepat panas?
Berkat sistem pendingin grafit yang digadang-gadang itu, HP ini sebenarnya cukup adem. Hangat? Pasti. Tapi tidak sampai overheat yang membuat frame drop parah, kecuali Anda memaksanya main Genshin Impact sambil nge-charge di ruangan tanpa AC.
3. Gyroscope-nya aman buat PUBG?
Bisa dipakai, tapi bukan level turnamen. Gyro-nya kadang terasa "mengayun" (sedikit delay) dibanding HP flagship. Untuk fun gaming oke, untuk pro scene, Anda akan kalah respons.
4. Apakah masih layak beli di tahun 2025?
Jika Anda menemukannya dalam kondisi bekas (second) dengan harga di bawah 2 juta, SANGAT LAYAK. Tapi jika harganya masih mepet dengan HP baru keluaran 2025 yang sudah 5G, pikir dua kali.
Kesimpulan: Untuk Siapa HP Ini?
Tecno Pova 4 Pro adalah definisi dari "HP Tukang Pukul". Dia tidak cantik, tidak punya kamera estetik, dan software-nya agak kasar. Tapi dia kuat, tahan lama, dan bisa diandalkan untuk kerja berat.
BELI HP INI JIKA:
- Anda gamer dengan budget ketat yang mengutamakan performa di atas segalanya.
- Anda driver ojol/kurir yang butuh baterai badak dan layar AMOLED yang kontras (meski harus cari teduhan sedikit).
- Anda butuh HP kedua khusus untuk gaming/multimedia tanpa peduli kamera.
JANGAN BELI HP INI JIKA:
- Anda konten kreator yang butuh kamera jernih dan stabilisasi video bagus.
- Anda alergi dengan iklan di HP sendiri.
- Anda punya tangan kecil dan mudah pegal memegang benda berat.
Pilihan ada di tangan Anda. Pova 4 Pro bukan HP sempurna, tapi dia jujur dengan identitasnya: Mesin gaming murah, bukan kamera saku.


Posting Komentar untuk "Spesifikasi Tecno Pova 4 Pro: Monster Gaming Murah atau Overrated?"
Posting Komentar