Cara Membuat Subdomain di Blogger Tanpa Ribet

Cara Membuat Subdomain di Blogger Tanpa Ribet (Plus Strategi Kapan Harus Pakai)

Kalau kamu punya website utama di namawebsite.com tapi pengen bikin blog terpisah tanpa beli hosting lagi, subdomain di Blogger bisa jadi solusi cerdas. Misal: blog utamamu di www.namawebsite.com pakai WordPress, terus kamu bikin blog.namawebsite.com atau artikel.namawebsite.com pakai Blogger buat konten-konten ringan.

Beda sama custom domain penuh, subdomain ini lebih fleksibel buat pemisahan konten. Tapi prosesnya sedikit lebih teknis karena melibatkan DNS record yang kalau salah setting bisa bikin subdomain nggak kebaca berhari-hari.

Artikel ini bakal ngebahas step-by-step dari nol, plus penjelasan teknis yang sering dilewatin tutorial lain—mulai dari pilih nama subdomain yang strategis, setting DNS CNAME dengan benar, sampai troubleshooting masalah propagasi yang bikin frustasi.

Kenapa Pakai Subdomain, Bukan Langsung Custom Domain Penuh?

Sebelum masuk ke tutorial teknis, penting banget pahami dulu kapan subdomain jadi pilihan yang masuk akal. Soalnya banyak blogger pemula yang bingung: "Emang bedanya apa sih?"

Skenario Real Pakai Subdomain

Bayangkan kamu punya toko online di www.tokoku.com pakai Shopify atau WooCommerce. Terus kamu pengen bikin blog untuk SEO content tapi nggak mau ribet ngurusin hosting WordPress tambahan atau makan resource server utama. Solusinya: bikin blog.tokoku.com pakai Blogger yang gratis dan stabil.

Atau kasus lain: kamu content creator yang punya website portofolio di www.namasaya.com, tapi pengen pisahin blog personal di cerita.namasaya.com supaya pengunjung yang cari info profesional nggak campur sama tulisan diary kamu.

💡 Insight Teknis: Subdomain dianggap Google sebagai entitas terpisah dari domain utama. Ini artinya authority domain utama nggak langsung "netes" ke subdomain, tapi subdomain juga nggak kena dampak negatif kalau domain utama kena penalti. Trade-off yang worth it kalau kamu emang pengen pemisahan jelas.

Perbandingan: Subdomain vs Path vs Custom Domain

Jenis Setup Contoh Kelebihan Kekurangan
Subdomain blog.tokoku.com Pisah authority, gratis hosting (Blogger), fleksibel buat niche konten Harus setup DNS, nggak dapat "backlink internal" dari domain utama
Subdirectory/Path tokoku.com/blog Authority domain utama mengalir, lebih baik buat SEO on-site Butuh hosting yang sama, nggak bisa pakai platform gratis terpisah
Custom Domain Penuh blogtokoku.com Independen total, branding terpisah Butuh beli domain baru, nggak ada keterkaitan dengan brand utama

Jadi subdomain itu sweet spot-nya di tengah: kamu tetap pakai brand utama (tokoku.com) tapi kontennya terpisah secara teknis dan strategis.

Diagram struktur website yang membandingkan domain utama, subdomain, dan subdirectory untuk kebutuhan SEO dan arsitektur web

Persiapan Sebelum Setting Subdomain

Sebelum masuk ke dashboard Blogger dan provider domain, ada beberapa hal yang harus dipastikan dulu. Ini penting karena kalau ada yang kelewat, proses bisa stuck di tengah jalan.

1. Pastikan Kamu Punya Akses Penuh ke DNS Management

Subdomain di Blogger kerja lewat DNS record jenis CNAME. Artinya kamu harus bisa akses DNS management di tempat kamu beli domain. Kalau domainnya beli di Niagahoster, Hostinger, Namecheap, atau Cloudflare, pastikan kamu bisa login dan nemu menu "DNS Management" atau "DNS Zone Editor".

⚠️ Hati-hati: Kalau domain kamu managed sama orang lain (misal: IT kantor atau developer yang udah nggak aktif), minta akses dulu. Tanpa akses DNS, kamu nggak bisa lanjut sama sekali.

2. Pilih Nama Subdomain yang Strategis

Ini sering dianggap sepele, padahal penting banget. Nama subdomain harusnya deskriptif dan relevan dengan isi konten. Jangan asal bikin test.namawebsite.com atau blog123.namawebsite.com karena ini bakal bikin bingung pengunjung dan mesin pencari.

Beberapa contoh nama subdomain yang baik:

  • blog.namawebsite.com – jelas buat blog/artikel
  • artikel.namawebsite.com – sama kayak blog, tapi kedengarannya lebih formal
  • tutorial.namawebsite.com – kalau kontennya spesifik how-to
  • news.namawebsite.com – buat berita atau update terkini
  • cerita.namawebsite.com – buat konten personal/storytelling

Hindari nama subdomain yang terlalu panjang (lebih dari 10 karakter) atau pakai tanda hubung berlebihan (blog-artikel-tutorial.namawebsite.com). Google nggak suka struktur URL yang terlalu kompleks.

3. Backup Konten Blog yang Sudah Ada

Kalau blog Blogger kamu sudah isi konten dan sekarang mau pindah ke subdomain, wajib backup dulu. Caranya masuk Blogger Dashboard → Settings → Back up content → Download. File XML ini jadi penyelamat kalau ada masalah saat migrasi.

Kenapa ini penting? Karena pas kamu ubah alamat blog dari namablog.blogspot.com ke blog.namawebsite.com, ada kemungkinan kecil (tapi tetap ada) konten nggak muncul atau setting berantakan. Dengan backup, kamu bisa restore dalam hitungan menit.

Langkah-Langkah Setting Subdomain di Blogger

Sekarang masuk ke inti tutorial. Prosesnya dibagi jadi dua bagian besar: setting di Blogger, dan setting di DNS provider. Keduanya harus dilakukan dengan urutan yang benar supaya nggak error.

Bagian 1: Setting di Dashboard Blogger

Pertama, kamu setting dulu dari sisi Blogger supaya dapat nilai CNAME yang nanti dimasukin ke DNS. Ini urutannya:

  1. Login ke Blogger dan pilih blog yang mau dikasih subdomain.
  2. Masuk ke menu SettingsPublishing.
  3. Di bagian "Blog Address", klik "+ Set up a custom domain".
  4. Masukkan subdomain yang udah kamu pilih tadi, misal: blog.namawebsite.com.
  5. Klik Save. Blogger bakal nampilin error "We have not been able to verify your authority to this domain." Ini normal, karena DNS belum di-set.
  6. Di bawah error message, Blogger bakal nampilin 2 record CNAME yang harus kamu tambahkan ke DNS. Catat atau screenshot ini. Formatnya kurang lebih gini:
Name/Host Type Value/Points To
blog CNAME ghs.google.com
xxxxx (random) CNAME gv-xxxxx.dv.googlehosted.com

Record pertama (blog → ghs.google.com) adalah record utama yang mengarahkan subdomain ke server Blogger. Record kedua (yang random) adalah verification record buat Google memastikan kamu pemilik domain yang sah.

💡 Pro Tip: Jangan close halaman ini dulu. Kamu bakal balik lagi ke sini setelah setting DNS selesai buat klik "Save" lagi.

Bagian 2: Setting DNS di Provider Domain

Sekarang masuk ke provider domain kamu (Niagahoster, Hostinger, Cloudflare, dll). Tiap provider tampilan dashboardnya beda, tapi intinya kamu cari menu "DNS Management" atau "DNS Zone Editor".

Contoh di Niagahoster:

  1. Login ke panel Niagahoster.
  2. Pilih domain yang mau dipasangin subdomain.
  3. Cari menu "DNS/Name Server""DNS Management".
  4. Klik "Add New Record", lalu pilih Type: CNAME.
  5. Isi fieldnya sesuai data dari Blogger:
    • Name/Host: blog (atau subdomain yang kamu pilih)
    • Value/Points To: ghs.google.com
    • TTL: 3600 (atau biarkan default)
  6. Klik Save.
  7. Ulangi langkah yang sama buat record verification (yang random tadi).

Contoh di Cloudflare:

  1. Login Cloudflare → pilih domain.
  2. Menu DNSRecords.
  3. Klik Add Record.
  4. Pilih Type: CNAME.
  5. Name: blog, Target: ghs.google.com.
  6. Matikan Proxy Status (harus abu-abu/DNS Only, bukan orange). Kalau tetep di-proxy, Blogger nggak bisa konek karena SSL-nya bentrok.
  7. Save, lalu tambahin record verification.
⚠️ Khusus Cloudflare: Ini sering jadi masalah. Kalau Proxy Status tetep aktif (icon awan orange), subdomain bakal error SSL. Pastikan klik icon awan supaya jadi abu-abu (DNS Only).
Contoh konfigurasi DNS CNAME record untuk menghubungkan subdomain ke Blogger melalui ghs.google.com

Bagian 3: Verifikasi dan Aktivasi

Setelah DNS record ditambahkan, sekarang fase nunggu yang paling menyebalkan: DNS propagation. Ini proses penyebaran informasi DNS ke semua server DNS di internet. Durasi normalnya 1-24 jam, tapi bisa lebih cepat atau lebih lama tergantung TTL dan provider.

Cara cek apakah propagasi sudah selesai:

  • Pakai tools online kayak whatsmydns.net. Masukin subdomain kamu (misal: blog.namawebsite.com), pilih type CNAME, cek apakah udah pointing ke ghs.google.com di berbagai lokasi.
  • Atau coba akses langsung blog.namawebsite.com dari browser. Kalau udah muncul blog Blogger kamu (atau setidaknya nggak muncul error DNS), berarti propagasi udah jalan.

Kalau udah yakin propagasi selesai (biasanya 4-6 jam untuk provider lokal Indonesia), balik lagi ke Blogger Dashboard → Settings → Publishing, lalu klik Save sekali lagi. Kali ini Blogger bakal verifikasi DNS record. Kalau sukses, subdomain langsung aktif.

Redirect Otomatis dari Blogspot ke Subdomain

Setelah subdomain aktif, Blogger otomatis redirect semua traffic dari namablog.blogspot.com ke blog.namawebsite.com. Tapi kalau kamu pengen kontrol lebih lanjut (misal: redirect spesifik atau custom 404), kamu bisa atur di Settings → Errors and redirects.

Google juga bakal update index secara otomatis dalam beberapa minggu, tapi kamu bisa percepat prosesnya dengan submit sitemap baru di Google Search Console. Caranya nanti kita bahas di bagian SEO dan Analytics.

Troubleshooting Masalah yang Sering Muncul

Nah, ini bagian yang paling sering dicari orang tapi jarang dijelaskan detil di tutorial lain. Masalah teknis pas setting subdomain Blogger itu ada pola tertentu, dan kalau tahu akarnya, solusinya gampang.

Error: "We have not been able to verify your authority to this domain"

Penyebab: DNS record belum propagate atau salah format.

Solusi langkah per langkah:

  1. Cek lagi DNS record yang kamu masukin. Pastikan Name/Host-nya cuma blog (tanpa domain penuh kayak blog.namawebsite.com). Beberapa provider otomatis nambah domain suffix, jadi kalau kamu isi blog.namawebsite.com, jadinya malah blog.namawebsite.com.namawebsite.com.
  2. Pastikan Value/Points To-nya persis ghs.google.com (tanpa titik di akhir, kecuali provider memang butuh trailing dot).
  3. Tunggu minimal 6 jam setelah setting DNS. Cek propagasi pakai whatsmydns.net.
  4. Kalau udah 24 jam masih error, hapus semua CNAME record terkait subdomain, tunggu 1 jam, terus tambahin lagi dari awal. Kadang ada cache DNS yang stuck.

Subdomain Redirect ke Halaman Error atau Tidak Ditemukan

Penyebab: Record CNAME verification belum ditambahkan atau TTL terlalu tinggi.

Solusi:

  1. Pastikan kamu tambahin DUA record CNAME: record utama (blog → ghs.google.com) dan record verification (yang random). Sering orang cuma tambahin satu, padahal Google butuh dua-duanya buat verifikasi ownership.
  2. Kalau pakai Cloudflare, pastikan Proxy Status MATI (abu-abu, bukan orange).
  3. Clear cache browser atau coba akses dari mode incognito/private.

SSL/HTTPS Tidak Aktif di Subdomain

Penyebab: Blogger butuh waktu buat generate SSL certificate setelah subdomain aktif.

Solusi:

  1. Masuk Blogger Settings → HTTPS.
  2. Aktifkan "HTTPS Availability" dan "HTTPS Redirect".
  3. Kalau toggle-nya abu-abu (disabled), berarti Blogger masih proses certificate. Tunggu 24-48 jam.
  4. Kalau lebih dari 48 jam masih nggak aktif, coba disable dulu "HTTPS Redirect", Save, tunggu 1 jam, terus aktifkan lagi.
💡 Fun Fact Teknis: Blogger pakai Let's Encrypt buat SSL certificate-nya. Proses issuing certificate ini butuh verifikasi domain via HTTP (port 80), jadi kalau kamu punya firewall atau DNS yang ngeblock port 80, SSL nggak bakal bisa aktif. Ini jarang terjadi di DNS provider lokal, tapi sering jadi masalah di setup enterprise.

Konten Lama Hilang Setelah Ganti Subdomain

Penyebab: Setting redirect internal di Blogger belum otomatis update atau ada masalah template.

Solusi:

  1. Cek apakah konten bisa diakses langsung lewat URL penuh (misal: blog.namawebsite.com/2024/12/judul-post.html). Kalau bisa, berarti masalahnya di homepage atau navigasi.
  2. Kalau URL post juga error, restore backup yang tadi udah kamu download (Settings → Back up content → Import).
  3. Kadang template kustom pakai hardcoded URL blogspot.com. Cek di Theme → Edit HTML, search .blogspot.com, ganti jadi subdomain baru kamu.

Optimasi SEO dan Analytics Setelah Subdomain Aktif

Ilustrasi optimasi SEO subdomain Blogger menggunakan Google Search Console dan sitemap

Oke, subdomain udah jalan. Tapi masih ada PR penting: kasih tahu Google dan setup tracking yang benar. Kalau ini dilewatin, traffic lama kamu dari blogspot.com bisa ilang dan analytics jadi berantakan.

1. Daftarkan Subdomain di Google Search Console

Google Search Console (GSC) tracking blog kamu per-domain. Jadi meskipun subdomain blog.namawebsite.com masih satu "keluarga" sama www.namawebsite.com, kamu tetep harus daftarin terpisah di GSC.

Caranya:

  1. Login Google Search Console → Add Property.
  2. Pilih URL prefix, masukin https://blog.namawebsite.com (pastikan pakai HTTPS kalau udah aktif).
  3. Verifikasi ownership. Karena subdomain udah terhubung ke Google (via Blogger), biasanya langsung verified. Kalau belum, pakai metode DNS TXT record.
  4. Submit sitemap baru: https://blog.namawebsite.com/sitemap.xml (Blogger otomatis generate sitemap di URL ini).

Dalam 3–7 hari, Google bakal mulai mengindeks URL baru subdomain kamu. URL lama dari namablog.blogspot.com akan otomatis dialihkan (301 redirect) ke subdomain baru, jadi secara teori SEO tidak hilang. Tapi jangan pasif. Pantau manual di GSC bagian Pages dan Indexing untuk memastikan tidak ada error crawl.

2. Update Google Analytics dan GA4

Kalau kamu pakai Google Analytics (UA atau GA4), pastikan tracking code sudah aktif di subdomain. Untuk Blogger:

  1. Masuk ke Blogger Dashboard → Settings → Google Analytics.
  2. Masukkan Measurement ID (GA4) atau Tracking ID (UA).
  3. Pastikan di Google Analytics, domain blog.namawebsite.com muncul sebagai traffic source yang valid.

Kalau kamu ingin tracking lintas domain (misalnya antara www.namawebsite.com dan blog.namawebsite.com), aktifkan cross-domain tracking di GA4 supaya session tidak terpecah.

3. Internal Linking yang Masuk Akal

Subdomain dianggap entitas terpisah. Jadi jangan berharap SEO otomatis “nempel” dari domain utama. Solusinya sederhana dan efektif:

  • Buat internal link dari domain utama ke subdomain secara natural.
  • Gunakan anchor text relevan, bukan “klik di sini”.
  • Pasang link ke subdomain di menu navigasi utama atau footer.

Ini bukan trik abu-abu. Ini praktik SEO sehat yang Google pahami dengan baik.

Supaya subdomain cepat dapat traffic organik, kamu wajib riset keyword dengan benar. Kalau masih asal nulis, baca dulu panduan cara riset keyword yang santai tapi nendang ini biar konten kamu benar-benar dicari orang.

Ilustrasi internal linking antara website utama dan subdomain blog untuk mendukung SEO

FAQ Seputar Subdomain Blogger

Apakah subdomain Blogger gratis selamanya?

Ya. Blogger gratis tanpa batas waktu. Selama Google tidak mematikan layanan Blogger (yang sampai sekarang tidak ada tanda-tandanya), subdomain kamu tetap aktif tanpa biaya hosting.

Apakah subdomain Blogger aman untuk SEO jangka panjang?

Aman. Banyak website besar pakai subdomain untuk blog, dokumentasi, atau support. Selama konten berkualitas dan struktur rapi, Google tidak memberi penalti hanya karena pakai subdomain.

Lebih bagus subdomain atau subdirectory untuk Blogger?

Blogger tidak bisa dipasang di subdirectory (/blog). Kalau mau subdirectory, harus pakai CMS yang sama dengan domain utama. Jadi untuk Blogger, subdomain adalah satu-satunya opsi teknis yang masuk akal.

Apakah bisa pakai lebih dari satu subdomain Blogger?

Bisa. Kamu bisa punya blog.domain.com, news.domain.com, dan tutorial.domain.com, masing-masing terhubung ke blog Blogger yang berbeda, selama DNS diatur dengan benar.

Kesimpulan: Subdomain Blogger Itu Masuk Akal Kalau Tahu Tujuannya

Subdomain di Blogger bukan solusi asal-asalan. Ini strategi teknis yang tepat kalau kamu ingin:

  • Punya blog tanpa biaya hosting.
  • Memisahkan konten dari website utama.
  • Fokus SEO tanpa membebani server utama.

Kuncinya bukan di Blogger-nya, tapi di cara kamu setup DNS, struktur URL, dan optimasi pasca-aktivasi. Kalau semua langkah di artikel ini kamu ikuti dengan benar, subdomain Blogger bisa jadi aset jangka panjang, bukan solusi sementara.

Singkatnya: ini bukan trik murahan. Ini arsitektur yang sah dan dipakai banyak website serius.

Posting Komentar untuk "Cara Membuat Subdomain di Blogger Tanpa Ribet"