Cara Riset Keyword: Panduan Santai Tapi Nendang buat Naikin Trafik
Kalau kamu masih nulis konten cuma pakai feeling, ya jangan kaget kalau trafik seret. Di dunia SEO, riset keyword itu fondasi. Salah pilih keyword, capek nulis tapi nggak ada yang baca. Beneran nyesek. riset keyword untuk blog.
Di artikel ini, kita bahas cara riset keyword dengan gaya yang santai tapi tetap teknis. Cocok buat blogger, pemilik bisnis, content writer, sampai freelancer SEO yang lagi nyusun strategi.
Kenapa Riset Keyword Itu Wajib?
Sebelum ngomongin teknis, kita lurusin dulu: riset keyword itu bukan sekadar cari kata yang banyak dicari orang. Lebih dari itu.
1. Biar Nulis Nggak Ngawang
Riset keyword bantu kamu tahu:
- Orang sebenernya nyari apa di Google
- Bahasa yang mereka pakai (bukan bahasa teknis ala buku kuliah)
- Sudut pandang apa yang mereka butuh (info, perbandingan, beli, dsb.)
Jadi kamu nggak nulis dari asumsi sendiri, tapi dari data.
2. Biar Trafik Datang dari Orang yang Tepat
Tujuan kita bukan cuma ramai pengunjung, tapi pengunjung yang relevan. Contoh:
- Kalau kamu jual kursus, keyword “cara belajar copywriting pemula” lebih masuk akal daripada “apa itu copywriting”.
- Kalau kamu jual skincare, keyword “serum untuk kulit kering berjerawat” lebih tajam daripada “serum terbaik”.
Riset keyword bantu kamu nemu keyword yang niatnya jelas dan potensi cuannya lebih tinggi.
3. Biar Nggak Berantem Sama Raksasa
Kalau blog masih kecil, tapi kamu ngotot kejar keyword super umum kayak “kredit rumah” atau “asuransi”, ya siap-siap ditiban portal besar. Riset keyword bikin kamu bisa:
- Cari keyword turunan yang lebih spesifik
- Nyari persaingan yang masih manusiawi
- Pelan-pelan bangun otoritas di niche kamu
Langkah Dasar Cara Riset Keyword
Kita masuk ke praktik. Kurang lebih alurnya begini:
- Tentukan topik utama
- Kumpulkan ide keyword
- Cek volume & tingkat kesulitan
- Analisis search intent
- Kelompokkan keyword
- Pilih prioritas
1. Tentukan Topik Utama (Biar Nggak Kemana-mana)
Jangan mulai dari keyword, mulai dari topik. Tanyakan ke diri sendiri:
- Bisnis / blog kamu sebenarnya tentang apa?
- Masalah apa yang sering ditanyain audience kamu?
- Uang kamu datangnya dari mana? (produk, jasa, ads, affiliate?)
Contoh kalau kamu punya blog tentang keuangan pribadi, topik besarnya bisa:
- Menabung
- Investasi
- Kartu kredit
- Budgeting bulanan
Nah, dari topik-topik inilah nanti kita turunkan jadi keyword.
2. Kumpulkan Ide Keyword (Brainstorm Dulu, Filter Belakangan)
Di tahap ini, fokus kamu cuma satu: kumpulin sebanyak mungkin calon keyword. Nggak usah dulu mikirin bagus atau nggaknya.
a. Pakai Google Suggest
Cara paling simpel:
- Buka Google
- Ketik topik kamu, misalnya: “cara nabung”
- Lihat saran otomatis yang muncul di bawah kolom pencarian
Biasanya muncul variasi kayak:
- cara nabung 1 juta per bulan
- cara nabung untuk pemula
- cara nabung untuk pelajar
Semua ini bisa kamu catat di spreadsheet.
b. Cek “People Also Ask” & “Related Searches”
Scroll halaman hasil pencarian:
- Bagian “People also ask” berisi pertanyaan yang sering diajukan
- Bagian “Pencarian terkait” di paling bawah berisi keyword lain yang sering dicari
Ini sumber ide bagus untuk judul artikel atau subjudul H2/H3 nanti.
c. Pakai Tools Keyword (Gratis & Berbayar)
Beberapa tools yang bisa kamu pakai:
- Google Keyword Planner (gratis, tapi butuh akun Google Ads)
- Ubersuggest (ada versi gratis, lumayan buat pemula)
- Ahrefs / Semrush / Moz (berbayar, data lebih lengkap)
- AnswerThePublic (bagus buat dapat ide pertanyaan)
Intinya, masukkan topik utama kamu, lalu ambil semua ide keyword yang relevan.
d. Intip Kompetitor
Kalau males mikir, intip aja apa yang sudah dikerjain orang lain.
- Cari di Google: “site:namadomain.com topik kamu”
- Lihat judul-judul artikelnya
- Catat pola keyword yang sering mereka pakai
Kalau pakai tools kayak Ahrefs, kamu bisa langsung lihat daftar keyword yang mereka ranking.
3. Cek Volume Pencarian & Tingkat Kesulitan
Setelah punya daftar panjang, baru kita mulai nyortir.
a. Volume Pencarian (Search Volume)
Volume pencarian = kira-kira berapa kali keyword itu dicari per bulan. Prinsip dasarnya:
- Volume tinggi = potensi trafik besar, tapi persaingan biasanya berat
- Volume menengah/rendah = trafik lebih kecil, tapi peluang ranking lebih gede
Buat blog baru atau website kecil, jangan gengsi main di keyword volume 100–1.000 per bulan. Justru dari situ kamu bisa kumpulin trafik yang stabil.
b. Keyword Difficulty (KD)
Beberapa tools kasih skor keyword difficulty. Semakin tinggi, semakin susah tembus halaman pertama. Kalau domain kamu masih baru, fokus dulu ke keyword dengan KD rendah–menengah.
c. Long-tail Keyword: Teman Baik Website Kecil
Long-tail keyword = keyword yang lebih panjang dan spesifik, misalnya:
- “cara nabung 1 juta per bulan gaji UMR”
- “cara mengatur keuangan rumah tangga 3 juta per bulan”
Biasanya:
- Volume lebih kecil
- Persaingan lebih ringan
- Intent lebih jelas (bagus buat konversi)
4. Analisis Search Intent (Niat Orang Itu Mau Apa)
Ini sering di-skip, padahal krusial. Search intent = niat di balik kata kunci. Kira-kira, orang yang ngetik keyword itu lagi mau:
- Informasi (informational): “cara riset keyword”, “apa itu SEO on page”
- Banding-bandingin (commercial): “tool riset keyword terbaik”, “ahrefs vs semrush”
- Mau beli (transactional): “beli kursus SEO online”, “jasa SEO murah jakarta”
- Brand tertentu (navigational): “facebook login”, “tokopedia seller center”
Cara gampang baca intent: riset keyword SEO pemula.
- Ketik keyword di Google
- Lihat jenis konten yang muncul di halaman pertama
Kalau mayoritas artikel edukasi, ya kamu bikin artikel edukasi. Kalau yang muncul landing page jualan, jangan maksa masuk pakai artikel blog panjang, biasanya kalah relevan.
5. Kelompokkan Keyword (Keyword Clustering)
Kesalahan umum pemula: satu keyword, satu artikel. Padahal banyak keyword yang bisa digabung dalam satu konten karena intent-nya sama.
Contoh:
- cara riset keyword
- panduan riset keyword
- bagaimana melakukan riset keyword
Ini semua bisa masuk dalam satu artikel utama. Tinggal diatur di judul, subjudul, dan isi paragraf.
Yang perlu dipisah adalah keyword yang:
- Intent-nya beda
- Sudut pandangnya beda jauh
- Butuh pembahasan khusus yang dalam
6. Pilih Keyword Prioritas
Setelah clustering, kamu pilih mana yang mau dikejar dulu. Biasanya dipilih berdasarkan:
- Relevansi dengan bisnis / tujuan kamu
- Potensi trafik (volume vs kesulitan)
- Potensi cuan (dekat dengan produk/jasa kamu atau tidak)
Buat daftar prioritas: mana yang jadi artikel pilar (utama), mana yang jadi artikel pendukung (turunan).
Tools Riset Keyword: Yang Realistis Dipakai
1. Google Keyword Planner
Kelebihan:
- Gratis
- Data langsung dari Google
Kekurangan:
- Range volume terlalu lebar (misal 100–1K)
- Kurang detail buat SEO organik
Tetap berguna buat dapetin ide dasar dan lihat “tema besar” pencarian.
2. Ubersuggest
Cocok buat pemula yang butuh:
- Volume pencarian
- Keyword difficulty
- Saran keyword turunan
3. Ahrefs / Semrush / Moz
Kalau kamu serius di SEO atau pegang banyak klien, tools berbayar ini layak dipertimbangkan. Fitur yang kepake banget:
- Keyword Explorer (volume, KD, ide keyword)
- Site Explorer (lihat keyword kompetitor)
- Content Gap (lihat keyword yang kompetitor ranking tapi kamu belum)
Cara Pakai Hasil Riset Keyword di Konten
Riset doang tanpa eksekusi ya percuma. Begini cara nerapinnya di konten:
1. Tentukan Keyword Utama & Turunan
Setiap artikel idealnya punya:
- 1 keyword utama: fokus utama artikel
- 3–10 keyword turunan: variasi dan long-tail yang masih relevan
Contoh untuk artikel ini:
- Keyword utama: cara riset keyword
- Turunan: tool riset keyword, riset keyword untuk blog, riset keyword SEO, dll.
2. Letakkan di Tempat yang “Berbobot”
Tanpa keyword stuffing ya. Fokus di:
- Judul (H1)
- Beberapa subjudul (H2/H3) kalau alami
- Paragraf pertama
- URL / slug
- Meta title & meta description
- Alt text gambar (secukupnya)
Tetap utamakan keterbacaan. Kalau keyword bikin kalimat jadi aneh, jangan dipaksa.
3. Jawab Intent Sampai Tuntas
Google makin pinter. Dia nggak cuma lihat kamu pakai keyword atau nggak, tapi juga:
- Apakah konten kamu menjawab pertanyaan user dengan lengkap?
- Apakah user betah baca (bounce rate rendah, dwell time oke)?
- Apakah konten kamu lebih berguna daripada kompetitor di halaman pertama?
Jadi, jangan cuma kejar banyak keyword. Fokus bikin konten yang:
- Strukturnya rapi
- Mudah dipahami
- Ngasih contoh nyata
- Kasih langkah praktis, bukan teori doang
Kesalahan Umum Saat Riset Keyword
1. Cuma Kejar Volume Tinggi
Volume gede itu menggoda, tapi kalau domain masih lemah, biasanya ujungnya cuma jadi penonton. Mending kumpulin banyak “keyword kecil” yang realistis dulu.
2. Nggak Peduli Intent
Kalau keyword-nya transactional tapi kamu isi dengan artikel edukasi panjang, atau sebaliknya, ya susah relevan. Intent nggak cocok, ranking juga susah.
3. Nulis Tanpa Struktur
Riset sudah oke, tapi artikelnya berantakan. Google dan pembaca sama-sama males. Minimal, pakai:
- Judul jelas
- Subjudul terstruktur
- Paragraf nggak kepanjangan
- Bullet/numbering kalau perlu
4. Nggak Evaluasi & Update
Riset keyword itu bukan kerjaan sekali jadi. Perilaku pencarian bisa berubah, kompetitor baru bisa muncul. Sesekali cek:
- Artikel mana yang perform-nya bagus → bisa dikembangin
- Artikel mana yang sepi → mungkin intent-nya meleset atau butuh update
Kesimpulan: Riset Keyword Itu Bukan Ilmu Sihir
Riset keyword itu kombinasi antara data dan logika sehat. Tools cuma bantu ngasih angka, tapi keputusan tetap di kamu:
- Topik mana yang paling relevan dengan tujuanmu
- Keyword mana yang realistis dikejar
- Konten seperti apa yang paling ngebantu pembaca
Kalau kamu konsisten:
- Mulai dari topik yang jelas
- Riset keyword dengan niat
- Bikin konten yang bener-bener menjawab intent
Pelan-pelan trafik organik akan naik dan blog/website kamu punya fondasi yang kuat.
Mulai Riset Keyword Pertamamu Sekarang
Jangan cuma baca lalu lupa. Tutup tab yang nggak penting, lalu:
- Pilih satu topik utama yang relevan dengan bisnismu
- Buka Google dan satu tools riset keyword (minimal Ubersuggest atau Keyword Planner)
- Kumpulkan minimal 30–50 calon keyword
- Kelompokkan, pilih 1 keyword utama, dan susun outline artikel
Kalau sudah punya daftar keyword dan bingung langkah berikutnya, kamu bisa lanjut belajar ke materi seputar cara menulis artikel SEO, on-page SEO, dan strategi konten biar riset keywordmu benar-benar kebawa hasil. cara mencari keyword potensial.



Posting Komentar untuk "Cara Riset Keyword: Panduan Santai Tapi Nendang buat Naikin Trafik"
Posting Komentar