Panduan Membaca Output Radar Cuaca Termux untuk Ojol

Cuplikan layar smartphone yang menampilkan output radar cuaca Termux berisi tabel prakiraan per jam lengkap dengan suhu, hujan, angin, gust, dan status aman, waspada, atau rawan.

Pendahuluan

Buat pengguna yang sering mengandalkan script cuaca di Termux, tampilannya memang tampak padat: deretan angka per jam, akumulasi hujan, gust, deviasi model, dan status akhir dalam bentuk tanda centang atau silang. Jika belum terbiasa, tabel itu terlihat seperti data teknis yang menyulitkan. Padahal, kalau tahu cara bacanya, informasi di dalamnya bisa jadi alat penentu paling akurat untuk memutuskan kapan aman turun ke jalan.

Panduan ini membongkar satu per satu arti kolom, logika penilaian status, sampai contoh cara mengambil keputusan di dunia nyata. Isinya dirancang untuk pengemudi yang butuh jawaban cepat, bukan teori meteorologi yang berputar-putar.


1. Struktur & Header Output

Script radar cuaca di Termux biasanya memulai laporan dengan waktu update dan cakupan prediksi, misalnya:

[2025-11-28 13:36:05 WIB] Update terakhir: 2025-11-28 13:36:05 WIB
[2025-11-28 13:36:05 WIB] Menjalankan prakiraan cuaca (24 jam)

Bagian ini penting karena menunjukkan akurasi waktu. Jika update sudah lewat beberapa jam, data 24 jam ke depan bergeser, dan keputusan narik harus mempertimbangkan delay tersebut. Setelah header, halaman akan menampilkan nama kota (misalnya Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi), lalu baris per jam dengan kolom lengkap.

Setiap kota memiliki tabel sendiri karena kondisi mikroklimat Jabodetabek sering berbeda hanya dalam jarak 5–10 km. Inilah alasannya pengemudi tidak bisa mengandalkan satu kota saja.


2. Penjelasan Tiap Kolom (Baris per Jam)

Setiap baris mewakili perkiraan kondisi pada jam tertentu. Meski tampak teknis, masing-masing kolom punya fungsi yang sangat relevan untuk pengemudi.

Berikut arti kolom utama:

Waktu

Format: YYYY-MM-DD HH:MM.
Ini adalah jam prakiraan. Script Termux biasanya konsisten menggunakan WIB, jadi tidak perlu kalkulasi zona waktu.

Suhu (°C)

Menggambarkan kondisi panas aktual. Semakin tinggi suhu, semakin besar potensi HP cepat panas, baterai habis lebih cepat, dan pengemudi jadi lebih cepat lelah.

Hujan (%)

Probabilitas hujan. Ini bukan curah hujan. Nilai tinggi menunjukkan peluang kejadian, bukan seberapa deras.

Hujan (mm)

Estimasi curah hujan. Nilai kecil (0.1–0.5 mm) biasanya hanya gerimis. Nilai 2 mm ke atas sudah mulai terasa mengganggu untuk berkendara.

Acc3mm / Acc6mm

Akumulasi curah hujan 3 jam dan 6 jam.
Ini berguna mengetahui apakah hujan sedang menumpuk. Meski peluang rendah, akumulasi tinggi berarti kondisi licin.

Lembap (%)

Kelembapan udara. Nilai tinggi memperkuat sensasi panas dan memperlambat penguapan air hujan di jalan.

Dev (mm)

Deviasi antar-model (ECMWF/ICON/AccuWeather).
Nilai rendah berarti model cuaca sepakat. Nilai tinggi menandakan prakiraan tidak stabil.

Angin (arah & km/h)

Menentukan kestabilan berkendara. Angin dari samping (misalnya TL→Barat) dapat mengganggu keseimbangan.

Gust (km/h)

Kecepatan hembusan angin tiba-tiba. Ini faktor utama keselamatan ojol.
Gust 30 km/h saja sudah terasa mendorong kendaraan. Gust 40+ km/h bisa berbahaya.

UV

Indeks radiasi matahari. Nilai >8 artinya risiko panas, iritasi kulit, dan HP rawan overheat.

Langit

Status awan: cerah, berawan, gerimis, hujan ringan, hujan sedang, dll.

Status (Aman / Waspada / Rawan)

Kesimpulan cepat berdasarkan kondisi keseluruhan. Mesin script biasanya memakai logika tertentu untuk memberi simbol:

  • ✅ Aman
  • ⚠️ Waspada
  • ❌ Rawan

Catatan Penting Tentang Tiga Kolom Kritis

Gust lebih penting daripada Angin

Rata-rata angin 10–15 km/h bisa terasa ringan, tetapi gust 30–40 km/h mampu membuat motor terdorong saat melewati jalan terbuka seperti flyover.

Dev(mm): indikator ketepatan prediksi

Dev tinggi = model ECMWF, ICON, dan AccuWeather tidak setuju.
Jika Dev di atas 0.7–1.0 mm, prakiraan hujan biasanya masih labil.

Akumulasi memberi gambaran jangka pendek

Acc3mm > 2 mm dalam beberapa jam berarti jalan licin, meski hujan sudah berhenti.


3. Cara Menafsirkan Status: Aman, Waspada, Rawan

Agar pengemudi bisa membaca status dengan cepat, aturan berikut digunakan:

Aturan Umum

  • Aman (✅)
    Curah hujan rendah, peluang kecil, angin stabil, UV moderat.
  • Waspada (⚠️)
    Ada risiko kecil: gerimis, gust moderat, atau UV tinggi.
  • Rawan (❌)
    Kondisi berbahaya seperti hujan deras, peluang tinggi, atau gust kuat.

Aturan Teknis untuk Ojol

Batasannya:

  1. ❌ Rawan jika

    • Hujan(%) ≥ 40%
    • ATAU gust ≥ 40 km/h
    • ATAU hujan(mm) ≥ 1.5 dengan awan gelap
    • ATAU UV sangat tinggi bersamaan dengan suhu ekstrem
  2. ⚠️ Waspada jika

    • Hujan(%) 15–40%
    • Gust 20–40 km/h
    • UV ≥ 8
    • Acc3mm/Acc6mm meningkat cepat
  3. ✅ Aman
    Jika semua indeks di bawah batas risiko.

Logika ini digunakan karena cocok dengan pola hujan Jabodetabek yang sering tiba-tiba muncul pada sore hari dan dipengaruhi angin pesisir, terutama Jakarta Utara dan Barat.


4. Contoh Cara Membaca Baris Output

Contoh baris pendek:

2025-11-28 14:00 | 31.5°C | 13% | 0.1 mm | Acc3:1.0 | Lembap 60% |
Angin BL↖ 14 km/h | Gust 34.9 | UV 7.8 | hujan ringan | ❌ Rawan

Interpretasi Cepat

  • Suhu 31.5°C dan kelembapan 60% membuat kondisi cukup panas.
  • Peluang hujan cuma 13%, tapi kolom Langit bilang ada hujan ringan.
  • Gust 34.9 km/h mendekati batas berbahaya.
  • Kombinasi hujan ringan + gust kuat = kondisi tidak stabil.

Kesimpulan

  • Status ❌ Rawan sudah tepat.
  • Hindari narik pada jam ini, terutama di area flyover atau jalan terbuka.

5. Tips Teknis untuk Pengguna Termux

Bagian ini penting untuk yang sering membaca data mentah:

Periksa Konsistensi Dev(mm)

Jika Dev > 1.0 mm dan hujan(%) tinggi, kemungkinan hujan sebenarnya lebih besar dari yang terlihat.

Gunakan Ringkasan Jam

Script biasanya memberi total jam Aman/Waspada/Rawan.
Misalnya:
Aman: 20 jam | Waspada: 3 jam | Rawan: 1 jam

Ini sangat membantu untuk memutuskan shift pagi atau sore.

Evaluasi Per Kota Jabodetabek

Gunakan data Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi secara terpisah.
Contoh kasus nyata:

  • Jakarta cerah
  • Depok hujan lokal, Bogor mendung berat
  • Tangerang angin kencang
  • Bekasi panas dan UV ekstrem

Satu keputusan tidak bisa dipakai untuk lima kota sekaligus.

Pahami Pola Cuaca Harian Jabodetabek

Secara umum:

  • Pagi: hangat, angin ringan
  • Siang: UV naik drastis
  • Sore: hujan lokal dan angin darat
  • Malam: stabil dengan suhu turun

Radar Termux menangkap pola ini dengan cukup akurat.


6. Contoh Cara Mengambil Keputusan Narik

Mengambil keputusan narik tidak hanya soal hujan atau tidak hujan. Faktor angin dan UV juga penting.

Kasus 1: Cerah tapi Gust Tinggi

Hujan(%) 5%, hujan 0 mm, UV normal, tapi gust 42 km/h.
Kesimpulan: ❌ Rawan
Angin kencang lebih berbahaya daripada hujan ringan.

Kasus 2: Gerimis ringan dengan angin normal

Hujan(%) 18%, hujan 0.3 mm, gust 18 km/h.
Kesimpulan: ⚠️ Waspada
Masih bisa narik, tapi hindari kecepatan tinggi.

Kasus 3: Langit cerah, suhu tinggi, UV 10

Kesimpulan: ⚠️ Waspada
HP cepat panas, tubuh cepat dehidrasi.

Kasus 4: Model tidak konsisten (Dev tinggi)

Hujan(%) 12%, Dev 1.2 mm.
Kesimpulan: potensi hujan mendadak lebih besar dari angka probabilitas.


FAQ: Pertanyaan yang Sering Ditanyakan Pengguna Termux & Ojol

1. Kalau angin aman tapi hujan(%) tinggi, ikut mana?

Ikuti kolom hujan & langit. Hujan deras lebih mengganggu visibilitas daripada angin moderat.

2. Dev(mm) harus diperhatikan setiap jam?

Iya kalau hujan(%) berada di zona 20–40%. Dev tinggi bisa berarti hujan muncul mendadak.

3. Acc3mm itu penting untuk ojol?

Penting saat sore hari. Jalan yang basah berjam-jam lebih licin dari yang kelihatan.

4. UV tinggi bisa bikin status Rawan?

Bisa, jika UV sangat tinggi dan suhu ekstrem. HP dan baterai cepat panas, tubuh cepat lelah.

5. Apa benar peluang hujan 10% berarti aman?

Tidak selalu. Cek kolom Langit. Kadang model membaca hujan lokal tapi probabilitas kecil.

6. Data ECMWF lebih akurat dari ICON?

Untuk Jabodetabek, ECMWF lebih stabil, tapi ICON lebih cepat membaca hujan pemicu angin lokal. Script Termux menggabungkan keduanya.


Kesimpulan

Output radar cuaca Termux terlihat teknis, tetapi sebenarnya mudah dibaca kalau tahu arti tiap kolom. Untuk pengemudi ojol, indikator paling penting adalah hujan(%), hujan(mm), gust, dan Dev(mm). Keputusan aman, waspada, atau rawan bisa ditentukan hanya dari kombinasi empat hal ini.

Selalu utamakan keamanan. Jika status ❌ Rawan, tunda narik. Jika ⚠️ Waspada, tetap bisa jalan tapi kurangi risiko di daerah terbuka. Panduan ini dibuat agar pengemudi bisa membaca data secara cepat tanpa harus menebak-nebak, sekaligus memahami pola cuaca Jabodetabek yang sering berubah tiba-tiba.


Posting Komentar untuk "Panduan Membaca Output Radar Cuaca Termux untuk Ojol"